Pengelolaan dan pemeliharaan ruang server

Pengelolaan Pemeliharaan Ruang Server Pengelolaan dan pemeliharaan ruang server
Dengan memperhatikan fakta-fakta berikut ini:
  1. IP server tidak boleh di ketahui pihak yang tidak berkepentingan untuk sistem server down.
  2. Pengecekan tempratur air (AC) agar tidak terjadi kebocoran ditengah ruang server. Menjaga agar ruang server dalam keadaan bersih (bebas sampah)
  3. menjaga properti-properti, seperti monitor,keyboard, dan mouse agar tidak digunakan oleh pihak lain.
  4. Dan terlebih penting lagi mengingat pentingnya hardware dan data-data yang tersimpan didalamnya maka Adanya pendataan secara rinci mengenai IP yang digunakan oleh komputer-komputer penting sehingga dikelola secara khusus.
  5. Adanya log (pencatatan) mengenai siapa saja yang masuk, untuk keperluan apa, waktu masuk-keluar, dan penanggungjawab pihak-pihak yang masuk ke ruang server. Akan lebih baik lagi, jika ada kamera (CCTV) yang digunakan di ruang server.
  6. Adanya peraturan-peraturan mengenai kebersihan dan barang-barang apa saja yang boleh masuk dan digunakan didalam ruang server (misalnya gelas & piring di larang digunakan di ruang server).
  7. SOP penggunaan properti-properti yang ada seperti mouse, monitor, keyboard, dll. Disusun sebuah IT Governance (tata kelola IT yang baik), terutama sumberdaya penting (seperti IP, server, power supply, dll). Beberapa standard IT Governance bisa digunakan seperti COBIT 4.0 dan IT IL tapi dengan memperhatikan kelengkapan dan tingkat kedetailan, COBIT lebih baik. tata kelola hardware, sofware, data, dan informasi yang mestinya lebih sulit.

Persiapann, syarat lokasi ruang server


-          Menyiapkan kebutuhan perijinan.
-          Menyediakan area khusus untuk instalasi VSAT IP (bagi lokasi yang terpasang solusi VSAT)
Kebutuhan Perijinan -          Ijin masuk dan bekerja di lokasi
-          Ijin penggunaan/ pemasangan kabel dalam gedung
-          Ijin menggunakan sarana pendukung di lokasi (Listrik, Ruangan, Area pemasangan Antena VSAT bagi lokasi yang terpasang perangkat VSAT).
Kebutuhan Ruangan Server
-          Ruangan khusus server di dalam gedung minimal 4 x 4 meter.
-          Ruangan server di luar gedung, tembok terbuat dari beton anti bom.dan kekuatan gempa 9 sr. memakai kaki sekitar 4 meter dari tanah.
-          Disediakan rack/ meja di ruangan tempat penempatan perangkat, spesifikasi: 90 cm x 100 cm.  (25 kg)
-          Menjamin keamanan ruangan (dapat dikunci dan tersedia penjagaan).
-          Menjaga kondisi ruangan dengan spesifikasi:
-  Temperatur operasi :
- 0” s.d. 40” C
- Humidity : 10% s.d. 90% non-condensing
- Menyediakan ruangan (AC)
 - Rak Server terdiri dari Closed Rack ( Tertutup ) , Open Rack ( Terbuka ) , Wallmount ( Rak dinding
Tersedia kebutuhan listrik di ruangan dengan minimal daya 200 Watt.
Detil Kebutuhan Listrik Lokasi
-          Tegangan 190 – 230 volt
-          Europe cord standard (2 buah outlet (modem + router))
-          Daya (Modem Cable : maks. 60 watt, Modem VSAT: maks. 150 watt, Router : maks. 70 watt
-          Lebih baik keluaran UPSGrounding < 1 VAC
Kebutuhan Instalasi Antena VSAT
-          Antena yang digunakan diameter 1,8 m
-          Membutuhkan space seluas minimal 2,5 x 2,5 m
-          Tidak ada penghalang menghadap langit 118* BT
-          Total berat antena termasuk dudukannya adalah sekitar 350 kg Dapat berupa (  tanah keras dan kering, duck beton )
-          Jarak kabel maks ke modem 40 m (Ruang Server)

Memiliki Availability (ketersediaan) yang baik 

Availibility maksudnya adalah: sebuah server harus mampu selalu tersedia “melayani” user/client secara terus menerus, yang di-istilahkan dengan 24-jam x 7 hari seminggu. Server juga seharusnya hanya memiliki sedikit “Fault-Tolerant”, yaitu gangguan yang menyebabkan downtime (kegagalan sistem server). Jadi dapat disimpulkan karakter availibility merupakan kemampuan server untuk merespon segala hal permintaan user kapan-pun waktunya. Fault-tolerant dan downtime merupakan istilah yang sering digunakan pada server. Keduanya memiliki rumus (formula) tertentu yang diartikan sebagai jumlah waktu beroperasi server selama satu tahun tanpa gangguan. Ini dapat dihitung menggunakan rumus “Percent Uptime”, yaitu jumlah angka sembilan pada nilai “percent uptime”. Contoh: Rata-rata sebuah server A memiliki percent uptime sebanyak 99,999% (memiliki total angka 9 sebanyak 5 buah) yang sama dengan 5,26 menit setahun. Artinya diasumsikan server tersebut mengalami gangguan berkisar 5,26 menit / tahun, dengan jumlah hari setahun adalah 365,25 hari.

Scalability (ketercakupan) yang baik.

Definisi scalability adalah : sebuah server harus dapat ditingkatkan kemampuannya, yaitu dari sisi performa, fungsi & penambahan jumlah klien. Scalability dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Scale-Up, yaitu kemampuan server untuk di-upgrade komponen & periferalnya (misal : Processor atau RAM) sehingga performa-nya secara keseluruhan akan meningkat dan waktu penggunaan (life-cyle) bisa lebih lama.

2. Scale-Out, yaitu kemampuan unit server untuk ditambah (misal dari satu menjadi tiga unit) agar beban kerja pemrosesannya dapat dibagi rata dan lebih optimal. Misalnya : sebuah perusahaan membuat memisahkan fungsi web e-commerce pada server (Web Server) terpisah dari server database-nya. Salah satu implementasi dari Scale-Out adalah pada server rackmount dan blade system yang akan diterangkan selanjutnya.

Memiliki pembagian server secara fungsional yang baik.

Saat ini lazim dalam satu infrastruktur organisasi memiliki beragam server dengan fungsi yang lebih fokus dan terspesialisasi. Server-server ini juga dapat dikoneksikan secara parallel dan melayani satu institusi organisasi secara bersamaan. Contoh server dengan fungsi terspesialisasi :

1. Web Server
adalah server yang bertugas sebagai “wadah” atau didedikasikan pada sebuah konten web tertentu (misal : http://www.klikbca.com atau http://www.detik.com), sehingga user yang terkoneksi internet dapat mengakses berbagai konten informasi disana. Web Server digunakan pada sebuah situs yang memiliki hit tinggi (sering diakses), hingga diperlukan sebuah unit server terpisah (dedicated) agar “trafik akses” menjadi lancar. Perusahaan yang pengguna web server umumnya adalah Perbankan yang sudah menintegrasikan layanan internet (mobile banking), kantor berita online, penyedia email gratis berbasis web dan sebagainya.

2. Database Server
adalah server yang mengolah, menyimpan dan mendistribusikan berbagai data kompleks yang dihasilkan oleh berbagai sumber. Umumnya database server merupakan “wadah” dari sebuah aplikasi ERP. Dengan Database Server, lalu lintas data tertata dengan baik, dapat diakses seketika (real-time), mengintegrasikan berbagai data berbeda dan lain-lain. Database Server digunakan oleh perusahaan dengan berbagai divisi dan cabang, perbankan, perpustakaan digital, dan sebagainya serta menggunakan sebuah software ERP/Database untuk mengintegrasikannya.

3. Application Server
merupakan server yang didekasikan untuk menjalankan berbagai aplikasi terpusat yang digunakan secara bersama-sama. Dengan server ini, maka setiap klien tidak perlu menginstal aplikasi tersebut di komputer masing-masing karena bisa dijalankan langsung melalui server. Server aplikasi biasanya digunakan pada perusahaan yang menjalankan aplikasi ERP.

4. Storage server
merupakan server yang dirancang untuk menyimpan berbagai data dalam jumlah besar. Server ini diperlukan untuk membatasi duplikasi data didalam storage dan mengatur agar data dapat diakses bersama (shared). Storage server memiliki sejumlah hard disk dengan kapasitas besar, dan dikonfigurasi dalam mode RAID (Redundat Array Independent Disk) agar data lebih aman dan mudah diakses. Mengenai RAID akan dibahas lebih lanjut dibagian lain. Contoh storage server adalah sebuah NAS (Network Attached Storage) dan NDAS (Network Direct Attached Storage), seperti produk Intel NAS SS400-E, NAS SSR212MC2 atau NDAS NetDisk Ximeta.

5. File Server (FTP Server)
merupakan server yang menyediakan berbagai file-file yang diperlukan oleh klien, seperti Driver, Operating System, Office, Dokumen, dan lain-lain untuk di-instalasi pada masing-masing komputer. File tersebut dapat diakses melalui File Transfer Protocol via internet oleh masing-masing klien, sehingga menghemat ruang penyimpanan di PC Client.

6. Communications Server
berfungsi sebagai “koordinator” sistem jaringan telekomunikasi yang menangani berbagai aplikasi seperti suara (voice), data, gambar atau data yang diakses melalui handset tertentu, seperti HP dan PDA. Server tersebut umum digunakan oleh perusahaan penyedia jasa telekomunikasi (operator), VOIP (Voice Over Internet Protocol), dan sebagainya.

Memiliki factor pendukung yang baik.

Server juga memiliki faktor-faktor pendukung baik internal maupun eksternal dalam pengoperasiannya, yang dapat berupa alat (tools), perangkat, software dan manusia penggunanya. Faktor pendukung server :

1. Server
Merupakan unit server itu sendiri.

2. PC Clients
Merupakan komputer user yang mengakses server untuk berbagai keperluan. Saat ini pengertian komputer klien tidak hanya PC Desktop, tapi juga bisa Notebook, PDA, Smart-Phone dan bahkan Console Game seperti Sony Playstation dan Microsoft Xbox yang telah menggunakan fitur ethernet dan wireless fidelity.

3. Human Capital (Server Help-Desk, Network Engineer, Administrator, IT Auditor, IT Manager)
Merupakan sumberdaya manusia yang bekerja di balik pengoperasian server dan infrastruktur pendukungnya. Saat ini terdapat beragam profesi yang berkaitan dengan hal tersebut, seperti Server Help-Desk (bertugas untuk menangani berbagai masalah rutin yang terjadi pada server), Network Engineer (bertugas menangani masalah jaringan & koneksi), Administrator (bertugas mengatur berbagai kompleksitas sistem server dan jaringan), IT Auditor (bertugas sebagai pemeriksa sistem IT secara keseluruhan, apakah susah memenuhi syarat dan prosedur baku yang ditetapkan oleh perusahaan atau pemerintah), serta IT Manager (bertugas sebagai pimpinan kolektif semua sumberdaya IT yang ada). Mengikuti perkembangan teknologi dan kebutuhan, dimasa-masa yang akan datang tidak tertutup kemungkinan makin banyak profesi yang berhubungan dengan server serta pendukungnya.

4. Sistem koneksi (Internet, Gateway)
Merupakan definisi koneksi yang terjadi antara server, klien dan internet. Pada sistem koneksi ini, server umumnya berfungsi sebagai gateway yaitu “pintu gerbang” yang menghubungkan PC klien dengan internet, lalu membagi koneksi ke setiap komputer klien (shared). Koneksi juga melibatkan software sistem operasi dan aplikasinya, yang bekerja sebagai penghubung antara pengguna (operator) dan perangkat tersebut.

5. Sistem fisik jaringan (Ethernet Controller, Access Point, Hub-Switch, Router)
Merupakan tipe peralatan tambahan pada jaringan fisik yang membantu dalam pengoperasian server, seperti ethernet controller/card module (untuk koneksi LAN), Access Point (untuk koneksi wireless), Hub-Switch (untuk koneksi antara server dan klien), Router (untuk menajemen koneksi antara server dan internet) serta modem (untuk mengkoneksikan server dan internet).

6. Suplai tenaga listrik
Merupakan peralatan yang berhubungan dengan pasokan daya. Daya adalah faktor yang sangat krusial pada server, sehingga perlu perhatian tersendiri. Pada chassis server, biasanya sudah tersedia device yang disebut sebagai power supply, dimana fungsinya adalah untuk mengkonversi daya listrik dari luar agar bisa digunakan pada platform server. Selain itu ada juga perangkat eksternal pendukung seperti UPS (Uninterruptable Power Supply) yang berfungsi menyimpan pasokan listrik agar ketika terjadi pemadaman server dapat tetap hidup dalam jangkau waktu tertentu. Direkomendasikan juga agar pada sistem server ditambahkan sebuah perangkat stabilizer untuk menjaga tegangan listrik tetap normal dan memperpanjang umur peralatan didalam server.

7. Eksternal Storage
Merupakan perangkat tambahan untuk menyimpan berbagai data atau backup data. Sebetulnya data bisa saja tetap disimpan pada perangkat HDD server, tapi itu akan membuat ruang HDD akan “penuh sesak” dengan data berbagai sumber. Sebaiknya kita memilah-milah data tertentu berdasarkan kepentingannya : selain untuk menjaga agar kapasitas HDD internal tetap cukup, juga waktu akses tidak menjadi lambat akibat banyaknya data yang tidak ter-orgainisir. Selain itu juga diperlukan suatu mekanisme agar data-data didalam server juga di-duplikasi pada perangkat eksternal, untuk berjaga-jaga apabila server mengalami masalah yang serius kita tetap memiliki duplikasi data-nya. Untuk melakukan itu semua, kita memerlukan perangkat tambahan seperti eksternal storage yang berupa removable disk dan NetDisk (Network Direct Attached Storage).

8. Security
Merupakan fungsi “penjaga” agar data-data dan informasi didalam server tidak diakses, disalah-gunakan atau dirusak oleh orang luar. Untuk itu diperlukan fitur security yang handal, seperti Firewall berbasis Hardware dan Software. Firewall berfungsi sebagai “penahan” agar kegiatan negatif diatas dapat dicegah sebelum terjadi masalah. Selain itu juga diperlukan sebuah software Anti-Virus yang handal untuk mencegah berbagai virus menyerang server.

9. Software (Operating System, Aplikasi & Driver)
Software ibarat “nyawa” dari sebuah server, yang memungkinkan server tersebut berfungsi sebagai mana mestinya. Hal terpenting pertama dari server adalah Operating System yang digunakan, misalnya : Linux, UNIX dan lain sebagainya. Setelah itu dibutuhkan berbagai aplikasi pendukung, seperti Database, Internet Connection Sharing, Anti Virus, Office, Remote Server dan lain-lain. Dan terakhir adalah Driver, yaitu aplikasi penghubung berbagai perangkat didalam server dengan sistem operasi agar perangkat tersebut dapat dikenali dan bekerja sebagaimana mestinya.

Memiliki Domain yang baik.

 Agar proses sering, Download, Upload tidak terganggu, dan keamanan data yang tersimpan bisa tetap terjaga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Komponen Pasif dan Aktif Elektronika

Rangkaian Resistor

Manajemen Umum Pendelegasia Wewenang